Rabu, 13 Maret 2013

Journey to great masjid In my country.....

Masjid Raya "Sultan Syarif AbdurRahman",Pontianak,Kalimantan Barat, Indonesia.

          Masjid Jami' Pontianak atau dikenal juga dengan nama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman adalah masjid tertua dan terbesar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Masjid ini merupakan satu dari dua bangunan yang menjadi pertanda berdirinya Kota Pontianak pada 1771 Masehi, selain Keraton Kadriyah..
           

Pendiri masjid sekaligus pendiri Kota Pontianak adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie. Ia seorang keturunan Arab, anak Al Habib Husein, seorang penyebar agama Islam dari Jawa. Al Habib Husein datang ke Kerajaan Matan pada 1733 Masehi. Al Habib Husein menikah dengan putri Raja Matan (kini Kabupaten Ketapang) Sultan Kamaludin, bernama Nyai Tua. Dari pernikahan itu lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang meneruskan jejak ayahnya menyiarkan agama Islam.
Syarif Abdurrahman melakukan perjalanan dari Mempawah dengan menyusuri sungai Kapuas. Ikut dalam rombongannya sejumlah orang yang menumpang 14 perahu. Rombongan Abdurrahman sampai di muara persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak pada 23 Oktober 1771. Kemudian mereka membuka dan menebas hutan di dekat muara itu untuk dijadikan daerah permukiman baru. Abdurrahman mendirikan sebuah kerajaan baru Pontianak. Ia pun membangun masjid dan istana untuk sultan.
Masjid yang dibangun aslinya beratap rumbia dan konstruksinya dari kayu. Syarif Abdurrahman meninggal pada 1808 Masehi. Ia memiliki putera bernama Syarif Usman. Saat ayahnya meninggal, Syarif Usman masih berusia kanak-kanak, sehingga belum bisa meneruskan pemerintahan almarhum ayahnya. Maka pemerintahan sementara dipegang adik Syarif Abdurrahman, bernama Syarif Kasim. Setelah Syarif Usman dewasa, dia menggantikan pamannya sebagai Sultan Pontianak, pada 1822 sampai dengan 1855 Masehi. Pembangunan masjid kemudian dilanjutkan Syarif Usman, dan dinamakan sebagai Masjid Abdurrahman, sebagai penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasa ayahnya.....
                  Saat ini dengan kondisi yang tidak banyak berubah.Ku kembali mendatanginya dengan harapan mampu pelajari darimana awal kota ku ini bermula..
                   Semoga kejayaan namanya berimbang dengan kondisi jama'ah yang semakin memprihatinkan,di mana banyak dari nya tinggal generasi tua yang tetap semangat  menceritakan bagaimana kejayaannya pernah ada,tapi begitu sedih ketika bercerita  dimana banyaknya remaja yang sudah sangat jarang mengisinya,kecuali anak-anak kecil yang entah apakah saat mereka remaja tetap mau semangat mengisi masjid yang jadi landmark kota Pontianak ini.
                Ku tinggalkan masjid ini dengan banyak doa agar tetap ada sampai kapan pun,,dan lebih khususnya jama'ah yang mengisinya bisa penuh bukan saja hanya di hari jum'at atau pun ramadhan bahkan shalat Id.tetapi dapat penuh sepanjang waktu shalat tiba......


                                                              Pontianak, 20 desember 2012..
                                                                pengembara di alam senyap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar